Postingan

Teman Dalam Diam

Gambar
    gambar diambil dari sin i Catatan ini akan menjadi sebuah bagian hidupku. Seperti serpihan-serpihan lain yang nampak tercecer kemudian hilang terbawa arus waktu. Seperti halnya perasaan yang terus hilang, lenyap, ataupun berganti. Setiap ceceran membawa waktu sendiri, mencatat sebuah rasa sendiri. Tak ada yang sama hanya terlihat nampak sama. Mungkin itu yang mereka bilang de javu. Kembali ke rasa yang nampak sama pada waktu yang berbeda. Aku nampak pernah merasakan hal yang nampak  sama kemudian menuliskannya dengan cara yang nampaknya tak jauh berbeda. Bukan rasa kelabu yang selalu membawaku pada sebuah bab buku yang orang tahu. Hanya perasaan rindu mungkin yang terkadang tak banyak orang tahu. Aku punya ibu yang sangat mengertiku di berbagai waktu, bapak yang sering muncul pada waktu sendu, dan kamu yang nampak berusaha selalu ada setiap waktu. Tapi bukankan rasa, hati, memang selalu hanya terasa pada si empunya.   Suatu saat aku akan mengenang rasa ini, catat

Wanita dan Wanitanya

Tulisan ini dilatarbelakangi oleh beberapa request dari orang-orang yang meminta saya untuk menulis apapun yang saya mau tulis tak peduli bagi saya itu penting atau tidak diketahui oleh orang lain. Sering sekali sudah menulis panjang kali lebar dan pada akhirnya berakhir di rycle bin atau luluh lantah tersapu tombol back space. Kembali lagi setelah dibaca rasanya "ah nggak penting", "ah apaan ini nggak berbobot", "ah sepertinya belum teruji kebenarannya", dan ah, ah, ah yang lain. Judulnya sedikit didramatisir mungkin. Sebenarnya kalau dulu sahabat-sahabat saya di Multiply pasti sudah pernah membaca tulisan sejenis, sebau, dan serasa. Tentang wanita, tentang kaum saya, tentang keturunan hawa. Kali ini saya tidak ingin menulis tentang wanita yang diciptakan lebih halus dari laki-laki, begitulah konon ceritanya. Tuhan menciptakan dua jenis manusia, satu diciptakan dengan karakter kasar dan satu lagi dengan karakter halus dipanggilnya si halus dengan nama

Jikalau

Jikalau dia lelah dan hendak memejamkan matanya, biarlah Jikalau matanya terpejam dan mulai tak menghiraukanmu, teruskanlah Jikalau hatinya diisi yang lain, relakanlah Dia menjalani harinya dan kau tak akan pernah bisa menebaknya Dia merasakan setumpuk hijau, kuning perasaan dan kau tak perlu berjerih payah berusaha turut merasakannya pula Dan dia menyisakan sedikit waktu dan ruang di setiap celah dirinya dan hal terbijak adalah terimalah tanpa amarah Dia tak punya banyak waktu Jikalau punyapun itu bukan saja untukmu Dia tak bisa mengisi semua ruang di hatinya dengan stempel namamu Jikalaupun dia bisa lalu apa gunanya sebuah komitmen yang akan baik-baik saja kemudian berlalu Dia berusaha menjadi yang terbaik untukmu, dan itu yang seharusnya mati-matian kau mau untuk tau... Jikalau ternyata dia sudah tertidur Teruskan saja kau melantur Jikalau ternyata hari ini hanya tersisa satu menit untuk mendengarmu Lanjutkan saja obrolanmu Dia selalu meninggalkan angin malam, j